Pages

Sabtu, 26 Mei 2012

Prospek Pembangunan Pertanian Maluku Utara


BAB I PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Pertanian merupakan  proses menghasilan bahan pangan ternak serta produk-produk agro industri dengan cara budidaya.
Pertanian adalah proses budidaya tumbuhan, ternak serta ikan, untuk mencapai hasil yang semaksimal mungkin.
Melihat pembangunan pertanian di Maluku Utara di tahun-tahun mendatang dikembangkan atas dasar kecocokan di setiap kota dan kabupaten sesuai dengan pola tata ruang dengan komoditas andalan atau unggulan Maluku Utara. Pola pengembangan pertanian diarahkan melalui sistem usaha pertanian berorientasi agribisnis dengan skala usaha besar dengan membentuk sentra pengembangan komoditas unggulan.
BPTP Maluku Utara merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) pusat Departemen Pertanian di provinsi Maluku Utara dengan kewenangan untuk melaksanakan penelitian dan pengkajian teknologi serta pengembangan teknologi pertanian spesifik lokasi di wilayah kerjanya. BPTP Maluku Utara diharapkan mampu berperan sebagai produsen yang menghasilkan teknologi spesifik lokasi dengan merakit dan mengadaptasikan teknologi yang dihasilkan Puslit/Balit, Perguruan Tinggi, LIPI dan lain sebagainya. Selain itu, sebagai produsen teknologi, teknologi yang dihasilkan dapat bermanfaat dan diterapkan oleh petani dan stakeholder dengan penyuluh sebagai penghubung agar kegiatan BPTP Maluku Utara bersifat terlanjutkan. Untuk mewujudkan peran tersebut, BPTP Maluku Utara memerlukan bahan untuk diolah berupa komponen teknologi yang dipasok dari Puslit dan Balit serta dari sumber lain. Oleh karena itu, BPTP Maluku Utara selalu membina hubungan baik untuk tercapainya keterpaduan program dan atau kegiatan yang saling melengkapi sehingga teknologi yang dihasilkan oleh Puslit/Balit dapat lebih komperhensif, antisipatif dan adaptif.


  1. Tujuan Dan Manfaat
a.      Tujuan
Untuk mengetahui rencana pembangunan pertanian yang terjadi di Maluku utara beberapa tahun ke belakang yang terlihat masih kurang berkembang di beberapa daerah di Maluku utara.
b.      Manfaat
Diharapkan menjadi bahan pembelajaran bagi mahasiswa dan para pembaca lainnya jadikan sebagai bahan pertimbangan untuk pembangunan pertanian ke depan agar lebih maju, produktif dan mandiri dalam pembangunan Maluku utara ke depan.













BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  1. PembagunanPertanian Di Maluku Utara
Pertanian merupakan sektor dengan kontribusi PDRB tertinggi di Maluku Utara dan menjadi basis mata pencaharian masyarakat terutama di perdesaan. Pemilihan sektor unggulan sebagai basis pembangunan kawasan perlu dilakukan dengan mempertimbangkan sumberdaya yang ada, multiplier effect, maupun kesesuaian dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Sesuai dengan UU no. 25 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional dan arahan Menteri Pertanian bahwa master plan merupakan acuan dalam sistem anggaran, program, dan kegiatan untuk tahun berikutnya. Diperlukan penyusunan master plan pembangunan pertanian yang sinergis, terintegrasi, dan menjadi acuan dari Kabupaten/Kota untuk mengembangkan sektor pertanian.
Dengan adanya master plan, maka dapat memberikan kemudahan Pemerintah Pusat maupun Daerah dalam mencapai sasaran pembangunan pertanian, mengalokasikan anggaran tahunan, dan menyusun perencanaan program dan kegiatannya serta melakukan monev; meningkatkan efisiensi sumberdaya dengan adanya prioritas program; dan memberi kemudahan bagi investor dalam menelusuri peluang investasi di sektor pertanian baik tanaman pangan maupun pertanian, akan memberi dampak yang sangat signifikan ketika informasi tersebut disajikan dalam bentuk sistem digital informasi pengembangan dan investasi pertanian yang dinamis dan interaktif berbasis GIS dan WEB.
Beberapa program yang akan di lakukan oleh dinas pertanian maluku utara  untuk pembangunan pertanian di maluku utara ke depan
1. Melakukan pendampingan terhadap pengusaha UMKM yang bergerak di
    bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan kehutanan;
2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja di sektor
    pertanian pada umumnya;
3. Menyediakan sarana dan prasarana pertanian, pertanian, peternakan dan
    kehutanan;
4.Memfasilitasi dan memperkuat fungsi dan peran kelembagaan pertanian,
pertanian, peternakan dan kehutanan untuk meningkatkan produktifitas dan              daya saing produksi;
5. Mengembangkan teknologi pengolahan hasil-hasil pertanian khususnya
    komoditi kelapa, kopi, pala, cengkeh, kakao
6. Membangun dan memperkuat pola kemitraan dan koordinasi antara
    Pemda, Asosiasi, Perbankan, Koperasi dan petani dalam hal peningkatan
    kuantitas dan kualitas produksi dan jaringan pemasaran baik pasar lokal
     maupun antar daerah;
7. Mengembangkan KPJU unggulan sesuai dengan potensi wilayah termasuk         pengembangan kawasan sentra produksi;
8. Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

  1. Program Utama Pertanian Di Maluku Utara
  1. Program Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Pertanian:
    • Sub Program Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Tanah, Air, dan Agroklimat.
    • Sub Program Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian.
  2. Program Penelitian dan Pengembangan Komoditas:
    • Sub Program Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
    • Sub Program Penelitian dan Pengembangan Tanaman Hortikultura
    • Sub Program Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pertanian
    • Sub Program Penelitian dan Pengembangan Peternakan
  3. Program Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi dan Nilai Tambah Pertanian:
    • Sub Program Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian dan Kebijakan Pertanian
    • Sub Program Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pertanian
    • Sub Program Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian
  4. Program Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Pertanian:
    • Sub Program Penelitian dan Pengkajian Teknologi Spesifik Lokasi.
    • Sub Program Pengembangan Model Agribisnis Berbasis Inovasi Pertanian
  5. Program Pengembangan Kelembagaan dan Komunikasi Hasil Litbang:
    • Sub Program Pengembangan Kelembagaan Litbang Pertanian.
    • Sub Program Pengembangan Sumberdaya Informasi Iptek, Diseminasi dan Penjaringan Umpan Balik.

C.    Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pertanian di Maluku utara

1. Tujuan

  • Mengeksplorasi, mengidentifikasi, mengkarakterisasi, mengkonservasi, dan meningkatkan manfaat potensi sumberdaya genetik pertanian secara lestari.
  • Mengidentifikasi, mengkarakterisasi, dan menghasilkan teknologi pemanfaatan secara optimal potensi sumberdaya tanah, air, dan agroklimat.
  • Menghasilkan dan mendiseminasikan inovasi teknologi pertanian untuk meningkatkan efisiensi usaha dan daya saing produk pertanian.
  • Menghasilkan rekomendasi kebijakan sosial, ekonomi, dan rekayasa kelembagaan dalam rangka mendukung pengembangan agribisnis dan pembangunan pertanian.
  • Menghasilkan model pengembangan agribisnis berbasis komoditas, agroekosistem, dan/atau wilayah yang didukung inovasi pertanian.
  • Meningkatkan kapasitas dan profesionalisme serta integritas moral sumberdaya manusia, kualitas dan ketersediaan sarana/prasarana serta budaya kerja inovatif dan berorientasi bisnis.

2. Sasaran

  • Berfungsinya sistem pengelolaan plasma nutfah tanaman, ternak, dan mikroba pertanian untuk melayani kebutuhan penelitian dan kebutuhan komersial.
  • Tersedianya dan berfungsinya teknologi pengelolaan sumberdaya lahan, air dan agroklimat secara optimal.
  • Tersedianya dan berfungsinya inovasi teknologi dalam bidang pengelolaan sumberdaya pertanian, sistem dan teknik produksi komoditas, mekanisasi pertanian, pengelolaan pascapanen dan pengolahan hasil pertanian.
  • Dihasilkannya, tersedianya, dan dimanfaatkannya benih dan bibit penjenis bermutu dari varietas tanaman dan strain ternak, dan produk biologis unggul.
  • Tersedianya dan berfungsinya inovasi teknologi pertanian spesifik lokasi.
  • Tersedianya dan berfungsinya model pengembangan agribisnis berbasis komoditas, agroekosistem atau wilayah yang didukung inovasi teknologi pertanian.
  • Tersedianya dan berfungsinya rekomendasi kebijakan sosial, ekonomi, dan kelembagaan untuk mendukung pengembangan agribisnis dan pembangunan pertanian wilayah dan nasional.
  • Meningkatnya intensitas, efektivitas, dan efisiensi diseminasi dan mekanisme penjaringan umpan balik inovasi dari pengguna.
  • Meningkatnya kapasitas dan profesionalisme sumberdaya manusia, kualitas dan ketersediaan sarana/prasarana serta budaya kerja inovatif dan berorientasi bisnis.

3. Strategi

Strategi pertanian dalam pembangunan pertanian ke depan adalah sebagai berikut :
  • Meningkatkan pemanfaatan sumber daya, dan memfokuskan pada kegiatan penelitian unggulan litbang secara optimal.
  • Menajamkan skala prioritas serta memperkuat keterkaitan dan keselarasan program litbang dengan kebutuhan pengguna.
  • Meningkatkan relevansi, kualitas, nilai tambah ilmiah dan nilai tambah ekonomi.
  • Meningkatkan kerja sama penelitian dan komersialisasinya dengan lembaga litbang lain, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan swasta.
  • Meningkatkan akselerasi diseminasi serta mekanisme umpan balik inovasi pertanian.
Beberapa startegi jitu yang di kembangkan dinas pertanian di Maluku utara
1.  Menciptakan, Merekayasa, dan Mengembangkan Teknologi Inovasi Pertanian Tepat Guna Spesifik Lokasi, serta Rekomendasi Kebijakan Pembangunan Pertanian di Provinsi Maluku Utara sesuai Dinamika Kebutuhan Masyarakat.
2. Meningkatkan Efisiensi dan Percepatan Diseminasi Teknologi Inovasi Pertanian Kepada Para Pengguna serta Meningkatkan Penjaringan Umpan Balik Inovasi Pertanian.
3. Mengembangkan Jaringan Kerjasama Lokal, Nasional dan Internasional dalam Rangka Penggunaan Iptek, Pengembangan Pusat Data Bisnis Pertanian di Daerah dan Peningkatan Peran BPTP Maluku Utara dalam Pengembangan Usaha dan Sistem Agribisnis, Ketahanan Pangan serta Peningkatan Kesejahteraan Petani.
4. Mengembangkan kapasitas BPTP Maluku Utara dalam Rangka Meningkatkan Kemampuan Pelayanan Prima kepada Petani.

D.    Potensi Serta Dukungan Sarana Dan Prasarana Pertanian Di Maluku Utara

1. Potensi Usaha Pertanian
 Luas Areal Potensial
Secara keseluruhan luas lahan potensial pertanian di Provinsi Maluku Utara adalah 3.199.932 ha, dimana yang sudah dimanfaatkan untuk pertanian rakyat seluas 291.827 ha dan yang belum dimanfaatkan seluas 1.776.313 ha. Luas lahan potensial yang ada di Provinsi Maluku Utara dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Luas Lahan Potensial di Provinsi Maluku Utara   
No

Lokasi
Lahan Potensial
Pertanian Rakyat (Ha)
Belum Dimanfaatkan
Lain – lain
(Kab./Kota)
(Ha)
1
Halmahera Utara
602.388
48.506
457.675
96.207
2
Halmahera Selatan
991.056
40.044
40.879
110.133
3
Halmahera Timur
650.62
13.665
625.621
11..343
4
Halmahera Barat
159.308
23.796
89.796
45.716
5
Halmahera Tengah
227.665
21.434
190.719
15..506
6
Kepulauan Sula
389.232
79.714
275.776
33.742
7
Kota Ternate
-
4.433
-
-
8
Kota Tidore Kep.
179.663
60.235
95.847
23.581
Jumlah
3199.932
291.827
1776.313
309.379

Luas areal komoditi pertanian tahun 2002 sebesar 220.420 dan luas areal komoditi pertanian tahun 2003 sebesar 252.081 Ha. Jika dibandingkan dengan tahun 2002 maka mengalami kenaikan sebesar 14,36 %. Luas areal komoditi pertanian pada tahun 2004 sebesar 250.554 Ha, jika dibandingkan dengan tahun 2003 maka luas areal pertanian tidak mengalami perubahan baik peningkatan maupun pengurangan. Luas areal pertanian tahun 2005 sebesar 289.731,35, jika dibandingkan dengan tahun 2004 maka mengalami peningkatan sebesar 14,94 %. Sedangkan luas areal pertanian tahun 2006 sebesar 300.862 jika dibandingkan dengan tahun 2005 maka mengalami kenaikan sebesar 3,84%.
Secara rinci luas areal tanaman per komoditi dapat dilihat pada tabel berikut.
 Tabel 2. Perkembangan Luas Lahan di Provinsi Maluku Utara 5 Tahun Terakhir
NO


JENIS KOMODITI


T A H U N
2002
Luas
(Ha)
2003
Luas
(Ha)
2004
Luas
(Ha)
2005
Luas
(Ha)
2006
Luas
(Ha)
1
2
3
6
7
 8
 9
I
CENGKEH
10,861
14,393
16,330
17.306
17.241
II
KELAPA
162,021
181,697
199,922
209.086
209.792
III
PALA
9,447
16,078
18,996
21.699
22.437
IV
KAKAO
26,583
30,157
32,605
33.373
41.198
V
KOPI
4,005
3,730
2,696
2.965
3.128
VI
JAMBU METE
5,605
3,997
3,909
3.909
6.016
VII
CASSIAVERA
336
336
344
383,35
383.35
VIII
LADA
22
22
32
28
68
IX
KAPUK
1,494
1,526
518
518
518
X
VANILI
46
145
145
464
464
J U M L A H
220.420
252.081
252.081
289.731,35
300.862

2. Potensi Tanaman Perkebunan
Produksi komoditi pertanian pada tahun 2002 sebesar 288.062,66 Ton, sedangkan pada tahun 2003 sebesar 288,067.96 Ton, hal ini berarti terjadi peningkatan jumlah produksi yang tidak signifikan yaitu sebesar 0,002 %. Produksi komoditi pertanian pada tahun 2004 sebesar 225,160.25 Ton dibandingkan dengan tahun 2003 mengalami penurunan sebesar 21,84 % Produksi komoditi pertanian tahun 2005 sebesar 245.608,1 Ton. Dibandingkan dengan tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 9,08%. Sedangkan produksi komoditi pertanian tahun 2006 sebesar 245.438,2 dibandingkan dengan tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 0,069 %. Secara rinci produksi komoditi pertanian dapat dilihat pada tabel 3.
 Tabel 3. Perkembangan Produksi Tanaman Pertanian Provinsi Maluku Utara Dalam 5 Tahun Terakhir
NO
JENIS KOMODITI
2002
Produk
(Ton/Thn)
2003
Produk
(Ton/Thn)
2004
Produk
(Ton/Thn)
2005
Produk
(Ton/Thn)


2006
Produk
(Ton/Thn)

1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
8
9
CENGKEH
KELAPA
PALA
KAKAO
KOPI
JAMBU METE
CASSIAVERA
LADA
VANILI
2,161.00
266,869.00
3,231.50
13,961.00
574
1,230.00
36
0.46
0.7
5,043.30
202,183.00
4,501.00
11,867.00
408.4
1,113.50
36.05
2
0.9
5,043.30
207,483.0
4,501.00
11,867.00
408.6
1,113.50
36.35
2.46
0.9
7.412,3
222.229
5.212,3
9.098,7
454,2
1.073,0
112,8
2.25
13.3
3.859
218.301
3.002
17.058
457
1.068
112,9
3
561,20

JUMLAH
288.062,66
288,067.96
225,160.25
245.608,1
245.438,2
     

BAB III PEMBAHASAN
Pertanian merupakan sektor dengan kontribusi PDRB tertinggi di Maluku Utara dan menjadi basis mata pencaharian masyarakat terutama di perdesaan. Pemilihan sektor unggulan sebagai basis pembangunan kawasan perlu dilakukan dengan mempertimbangkan sumberdaya yang ada, multiplier effect, maupun kesesuaian dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Sesuai dengan UU no. 25 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional dan arahan Menteri Pertanian bahwa master plan merupakan acuan dalam sistem anggaran, program, dan kegiatan untuk tahun berikutnya. Diperlukan penyusunan master plan pembangunan pertanian yang sinergis, terintegrasi, dan menjadi acuan dari Kabupaten/Kota untuk mengembangkan sektor pertanian.
Dengan adanya master plan, maka dapat memberikan kemudahan Pemerintah Pusat maupun Daerah dalam mencapai sasaran pembangunan pertanian, mengalokasikan anggaran tahunan, dan menyusun perencanaan program dan kegiatannya serta melakukan monev; meningkatkan efisiensi sumberdaya dengan adanya prioritas program; dan memberi kemudahan bagi investor dalam menelusuri peluang investasi di sektor pertanian baik tanaman pangan maupun pertanian, akan memberi dampak yang sangat signifikan ketika informasi tersebut disajikan dalam bentuk sistem digital informasi pengembangan dan investasi pertanian yang dinamis dan interaktif berbasis GIS dan WEB.
Permasalahan dalam pengembangan pertanian adalah lemahnya keterkaitan antar subsistem di dalam pertanian, yaitu tanah, kualitas sumberdaya manusia, proses produksi pertanian dan lain-lain sebagainya. Sektor pertanian termasuk di dalamnya agroindustri yang dapat di andalkan sebagai penyerap utama lapangan kerja produktif, yang secara bertahap mennggantikan peranan sektor lain. Dalam rangka pengembangan pertanian (agroindustri) di pedesaan, maka, dukungan sektor penunjang dalam bentuk sarana dan prasarana fisik dan ekonomi di pedesaan perlu di tingkatkan dan di perluas, sedangkan keterpaduan perencanaan dan pelaksanaannya harus di teruskan.  
Kualitas sumberdaya manusia  khususnya di pedesaan yang jumlahnya terbatas memerlukan pelatihan profesionalisme usaha, dan pendidikan tepat guna dalam menunjaang pembangunan pertanian ke depan. Senjang kualitas sumberdaya manusia (SDM) di sektor pertanian dengan tuntutan kualitas SDM yang semestinya di sediakan terasa semakin lebar. Oleh  karena itu tuntutan kemampuan menejemen di sektor pertanian akan terjadi semakin tinggi bersamaan dengan berkembangnya teknologi.
Kondisi umum perkembangan pertanian yang terjadi di beberapa kabupaten di Maluku utara di beberapa tahun terakhir yang kondisinya sudah agak terlihat menonjolkan sedikit demi sedikit seperti berikut:
A. Kabupaten Halmahera Barat
Luas lahan yang terdapat di daerah Halmahera barat  sendiri seluas 159.308 Ha, dan yang dipakai untuk pertanian rakyat sebesar 23.796 ha, dan belum di manfatkan sebesar 89.796 Ha dan dan yang lain-lainnya adalah seluas 45.716 Ha, sedangkan ranking skor terbobot tingkat kepentingan sektor pertanian untuk Kabupaten Halmahera Barat adalah Sektor perikanan dan peternakan, Adapun KPJU unggulan di Kabupaten Halmahera Barat yang disusun berdasarkan ranking adalah: 1). Ikan Kecil, 2). Sapi, 3). Teripang.

B. Kabupaten Halmahera Tengah 
Luas lahan yang terdapat di daerah Halmaherah tengah sendiri seluas 227.665 Ha, dan yang di pakai untuk pertanian rakyat sebesar 21.434 ha, dan belum di manfatkan sebesar 190.714 Ha dan dan yang lain-lainnya adalah seluas 15.506 Ha, sedangkan, ranking skor terbobot tingkat kepentingan sektor pertanian untuk Kabupaten Halmahera Tengah adalah Sektor Peternakan, Kehutanan dan Tanaman Pangan. Adapun KPJU unggulan di Kabupaten Halmahera Tengah yang disusun berdasarkan ranking adalah: 1) Sapi, 2).Kayu Meranti, 3). Padi

.           C. Kabupaten Kepulauan Sula
Luas lahan yang terdapat di daerah Kepulauan Sula sendiri seluas 389.232 Ha, dan yang di pakai untuk pertanian rakyat sebesar 79.714 ha, dan belum di manfatkan sebesar 275.776 Ha dan dan yang lain-lainnya adalah seluas 33.742 Ha, sedangkan,ranking skor terbobot tingkat kepentingan sektor pertanian untuk Kabupaten Kepulauan Sula adalah Sektor Peternakan, Perdagangan dan Perikanan. Adapun KPJU unggulan di Kabupaten Kepulauan Sula yang disusun berdasarkan ranking adalah: 1).Sapi, 2). Kopra, 3). Tuna.
             
D. Kabupaten Halmahera Selatan
Luas lahan yang terdapat di daerah Halmaherah selatan sendiri seluas 991.056 Ha, dan yang di pakai untuk pertanian rakyat sebesar 40.044 ha, dan belum di manfatkan sebesar 40.879 Ha dan dan yang lain-lainnya adalah seluas 110.133 Ha, sedangkan, ranking skor terbobot tingkat kepentingan sektor pertanian untuk Kabupaten Halmahera Selatan adalah Sektor Perkebunan dan Tanaman Pangan. Adapun KPJU unggulan di Kabupaten Halmahera Selatan yang disusun berdasarkan ranking adalah: 1). Minyak Kelapa, 2). Kelapa, 3). Pala, 4). Cabe.

E. Kabupaten Halmahera Utara
Luas lahan yang terdapat di daerah Halmaherah selatan sendiri seluas 602.388 Ha, dan yang di pakai untuk pertanian rakyat sebesar 48.506 ha, dan belum di manfatkan sebesar 457.675 Ha dan dan yang lain-lainnya adalah seluas 96.207 Ha, sedangkan, ranking skor terbobot tingkat kepentingan sektor pertanian untuk Kabupaten Halmahera Utara adalah Sektor Tanaman Pangan, Perdagangan,. Adapun KPJU unggulan di Kabupaten Halmahera Utara yang disusun berdasarkan ranking adalah:  1). Padi, 2) Kelapa, 3). Minyak Kelapa, 4). Kacang Tanah.
F. Kabupaten Halmahera Timur
Luas lahan yang terdapat di daerah Halmahera timur sendiri seluas 650.62 Ha, dan yang di pakai untuk pertanian rakyat sebesar 13.665 ha, dan belum di manfatkan sebesar 625.621 Ha dan dan yang lain-lainnya adalah seluas 11..343 Ha, sedangkan, ranking skor terbobot tingkat kepentingan sektor pertanian untuk Kabupaten Halmahera timur adalah Sektor Perkebunan dan Peternakan. Adapun KPJU unggulan di Kabupaten Halmahera Timur yang disusun berdasarkan ranking adalah: 1). Kopra, 2). Kelapa, 3).Sapi, 4). Pala.


G. Kota Ternate
Luas lahan yang terdapat di daerah kota Ternate sendiri luasnya belum di ketahui namun yang telah yang di pakai untuk pertanian rakyat sebesar 4.433 ha, dan belum di manfatkan masih sangat luas dan dan yang lain-lainnya juga belum di ketahui  dengan pasti, sedangkan, ranking skor terbobot tingkat kepentingan sektor pertanian untuk Kota Ternate
adalah Sektor Perkebunan, Perikanan dan Peternakan. Adapun KPJU unggulan di Kota Ternate yang disusun berdasarkan ranking adalah: 1). Pala, 2). Sapi,  3).Tongkol, 4). Kambing.

H. Kota Tidore Kepulauan
Luas lahan yang terdapat di daerah kota Tidore kepulauan  sendiri seluas 179.663 Ha, dan yang di pakai untuk pertanian rakyat sebesar 60.235 ha, dan belum di manfatkan sebesar 95.847 Ha dan dan yang lain-lainnya adalah seluas 23.581 Ha, sedangkan, ranking skor terbobot tingkat kepentingan sektor pertanian untuk Kota Tidore Kepulauan adalah Sektor Perkebunan, Peternakan,Perikanan dan industri . Adapun KPJU unggulan di Kota Tidore Kepulauan yang disusun berdasarkan ranking adalah: 1) peternakan sapi); dan 2) perikanan cakalang);3). industri parang dan pisau, 4). Pala dan cengkeh.
Dari data di atas lah terlihat bahwa sektor pertanian di Maluku utara sudah mampu menopang pembangunan di maluku utara namun sayangnya kenyataan yang terlihat di  lapangan berbeda dengan apa yang tertulis di dalam data-data tersebut karena bahan pangan yang sering terjual di pasar banyak yang masih di ekspor dari luar daerah Maluku utara.








BAB IV PENUTUP
A.     Kesimpulan
                Dari uraiaian di beberapa bab sebelumnya  maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      pembagunan pertanian merupakan upaya pembangunan fondasi bangsa
2.      perkembangan pembagunan pertanian di Maluku utara belum berjalan dengan semestinya atau dapat di katakan belum mencapai tititk kesempurnaan.
3.      pembagunan pertanian di Maluku utara merupakan faktor yang mendukung dalam pengentasan kemiskinan di daerah-daerah termasuk Maluku utara.
4.      pembagunan pertanian merupakan sektor pencipta lapangan kerja yang baru di antara sektor- sektor yang lain.
5.      pembagunan pertanian penyediaan bahan baku bagi masyarakat terutama di propinsi Maluku utara.
6.      pertanian sebagai sumber pendapatan atau devisa bagi daerah dan negara.
B.     Saran
                Melihat kondisi pertanian yang ada di Maluku utara maka perlu adanya perbaikan di bidang-bidang yang ada sangkut pautnya dengan pertanian terutama di bidang pemerintahan yang menangani masalah pertanian agar lebih memperhatikan sektor pertanian, yang sekarang mengalami kesurutan. Maka dari itu perlu adanya revitalisasi di bidang pertanian.





DAFTAR PUSTAKA
http//www. maluku utara/pertanian.com
http//.www.sektor pertanian+2AcSs.ac.id
www.yahoo.com
Soekartawi, 2002. Rajawali pers citra niaga buku perguruan tinggi. Jakarta
Iskandar Andi Nuhung, 2004 Bedah Terapi Pertanian Nasional, PT Bhuana Ilmu Populer, Jakarta
Departemen pertanian Maluku utara. 2002, visi-misi pertanian Maluku utara



Tidak ada komentar:

Posting Komentar