1.1.Latar Belakang
Manusia dalam
kehidupannya tidak dapat lepas dari informasi karena informasi sangat penting
untuk menunjang kehidupan manusia, bahkan informasi juga merupakan bagian dari
kebutuhan pokok manusia, maka dari itu di perlukan media untuk menyebarkan
informasi yang dibutukan oleh masyarakat
Informasi yang
disebarkan oleh media beragam kadang lewat internet, TV, radio Koran, HP, dan
bahkan sering lewat dari mulut ke mulut.
Proses
pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu proses komunikasi selalu
melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim pesan (guru), komponen
penerima pesan (siswa), dan komponen pesan itu sendiri yang biasanya berupa
materi pelajaran. Kadang-kadang dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi.
Artinya, materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat diterima
oleh siswa secara optimal, yaitu tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami
dengan baik oleh siswa; lebih parah lagi siswa sebagai penerima pesan salah
menangkap isi pesan yang disampaikan. Untuk menghindari semua itu, maka guru
dapat menyusun strategi pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai media dan
sumber belajar.
Pesan adalah
sesuatu yang dikirimkan dan atau diterima sewaktu tindakan komunikasi
berlangsung. Pesan dapat dikirimkan baik melalui bahasa verbal maupun
nonverbal. Pesan juga dapat merupakan suatu wujud informasi yang mempunyai
makna. Apabila pesan tidak tidak bisa dipahami oleh penerima maka pesan yang
dikirimkan tersebut tidak menjadi informasi. Akan tetapi perlu disadari bahwa
suatu pesan bisa mempunyai makna yang berbeda bagi satu individu ke individu
lain, karena pesan berkaitan erat dengan masalah penafsiran bagi yang
menerimanya. Proses penuangan pesan ke dalam simbol-simbol komunikasi itu disebut
encoding.
Sedangkan proses penafsiran simbol-simbol komunikasi yang mengandung
pesan-pesan tersebut disebut decoding.
Untuk memahami
peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman belajar bagi siswa, Edgar
dale melukiskannya dalam sebuah kerucut yang kemudian dinamakan kerucut
pengalaman (cone
of experience). Kerucut pengalaman Edgar dale ini pada saat ini
dianut secara luas untuk menentukan alat bantu.
1.2.Tujuan Penulisan
Tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis media informasi dan
manfaatnya
1.3.Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah
ini adalah :
Diharapkan menjadi suatu studi referensi bagi
setiap pembaca khusunya mahasiswa dan mayarakat umumnya tentang jenis-jenis
media informasi dan manfaatnya terhadap masyarakat umumnya
II.
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Dan Ciri Media
Kata media
berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah berarti tengah, perantara,
pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan
sekolah merupakan media. Secara khusus, pengertian media dalam proses belajar
mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau
elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual
atau verbal. Bahan dan alat yang kita kenal dengan istilah software dan hardware tak
lain dan tak bukan adalah media pendidikan.
AECT (Association of Education
and Communication Technology, 1977) memberikan batasan tentang
media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan
atau informasi. Heinich dan kawan-kawan (1982) mengemukakan istilah medium
sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi,
televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan
cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa
pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung
maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran. Sejalan
dengan batasan ini, Hamidjojo dalam Latuheru (1993) memberi batasan media
sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan
atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat
yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.
Gerlach &
Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media
digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru
tidak mampu (atau kurang efesien) melakukannya.
- Ciri Fiksatif (Fixative Property). Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek.
- Ciri Manipulatif (Manipulative Property). Transformasi suatu kejadian atau obyek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif.
- Ciri Distributif (Distributive Property). Ciri distributif dari media memungkinkan suatu obyek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.
Proses
pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu proses komunikasi selalu
melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim pesan (guru), komponen
penerima pesan (siswa), dan komponen pesan itu sendiri yang biasanya berupa
materi pelajaran. Kadang-kadang dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan
komunikasi. Artinya, materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak
dapat diterima oleh siswa secara optimal, yaitu tidak seluruh materi pelajaran
dapat dipahami dengan baik oleh siswa; lebih parah lagi siswa sebagai penerima
pesan salah menangkap isi pesan yang disampaikan. Untuk menghindari semua itu,
maka guru dapat menyusun strategi pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai
media dan sumber belajar.
Pesan adalah
sesuatu yang dikirimkan dan atau diterima sewaktu tindakan komunikasi
berlangsung. Pesan dapat dikirimkan baik melalui bahasa verbal maupun
nonverbal. Pesan juga dapat merupakan suatu wujud informasi yang mempunyai
makna. Apabila pesan tidak tidak bisa dipahami oleh penerima maka pesan yang
dikirimkan tersebut tidak menjadi informasi. Akan tetapi perlu disadari bahwa
suatu pesan bisa mempunyai makna yang berbeda bagi satu individu ke individu
lain, karena pesan berkaitan erat dengan masalah penafsiran bagi yang
menerimanya. Proses penuangan pesan ke dalam simbol-simbol komunikasi itu
disebut encoding.
Sedangkan proses penafsiran simbol-simbol komunikasi yang mengandung
pesan-pesan tersebut disebut decoding.
Untuk memahami
peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman belajar bagi siswa, Edgar
dale melukiskannya dalam sebuah kerucut yang kemudian dinamakan kerucut
pengalaman (cone
of experience). Kerucut pengalaman Edgar dale ini pada saat ini
dianut secara luas untuk menentukan alat bantuk atau media apa yang sesuai agar
siswa memperoleh pengalaman belajar secara mudah.
Kerucut
pengalaman yang dikemukakan oleh Edgar Dale
itu memberikan gambaran bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat
melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses
mengamati dan mendengarkan melalui media tertentu dan proses mendengarkan
melalui bahasa.
2.2.Media-Media Komunikasi
Dalam mencari informasi
manusia memerlukan media-media informasi yang dapat membantu manusia untuk
mendapatkan informasi tersebut. Dibawah ini terdapat beberapa media informasi
yang dapat membantu manusia untuk melakukan akifitas dalam mengumpulkan
informasi
- Internet
- Telepon
- Handphone
- Fax
- Pager
- Push to talk
- Internet
a. Definisi
Secara harfiah, internet
(kependekan daripada perkataan 'inter-network') ialah rangkaian komputer
yang berhubung menerusi beberapa rangkaian. Manakala Internet (huruf 'I' besar)
ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP
sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol).
Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan
rangkaian dengan kaedah ini dinamakan internetworking.
b. Cara Memakai
Buka Mozilla atau browser
lainnya , kutipkan alamat website yang dicari di kotak (Address) lalu mulai
memakainya.
c. Guna Dari Internet
Bisa mencari semua
informasi,hiburan,maupun berita aktual dan lainnya.Lebih praktis untuk mencari
informasi dibandingkan dengan BUKU.
- Telepon
a. Definisi
Telepon adalah
alat telekomunikasi yang dapat mengirimkan pembicaraan melalui sinyal
listrik. Umumnya penemu telepon adalah Alexander Graham Bell, dengan telepon
pertama dibuat di Boston,
massachusets, pada tahun 1876. Tetapi, penemu italia antonio
meucci telah menciptakan telepon pada tahun 1849,
dan pada September 2001, Meucci dengan resmi diterima sebagai pencipta
telepon oleh kongres Amerika, dan bukan Alexander Graham Bell.
b. Cara Memakai
Tekan (nomor
rumah/lainnya )yang akan anda hubungi lalu mulai berbicara ,setelah selesai
berbicara tutup kembali telepon dengan RAPAT.Jika orang yang anda hubungi tidak
mengangkat(dan anda ingin mencoba lagi,cukup menutup telepon lalu tekan
REDIAL).
c. Guna Dari Telepon
Berbicara dengan orang
yang tempatnya jauh dari diri kita(beda rumah/beda keberadaan,tidak lebih jauh
dari satu kecamatan ).
3. Handphone (Telepon Genggam)
a. Definisi
Telepon genggam, biasanya
disebut juga dengan cellular.Merupakan pengembangan
teknologi telepon,
dimana perangkatnya dapat digunakan sebagai perangkat untuk mobile atau berpindah-pindah
b.Cara Memakai
Pertama-tama isi pulsa
,baterai penuhkan lalu mulai tekan nomor teman anda atau yang lainnya lalu
tekan tombol gambar telepon (berwarna hijau diangkat)lalu mulai berbicara
setelah selesai berbicara tekan tombol (gambar telepon berwarna merah
,ditutup).
b. Guna
Dari Handphone(Telepon Genggam)
Sama dengan telepon namun
bedanya bisa di bawa kemana saja karena ukuran tubuhnya.
4. Fax
a.Definisi
Disingkat dengan FoIP,
Suatu mekanisme untuk mengirimkan fax melalui Internet (yang berbasis IP). Hal
ini mirip seperti VoIP.
b.Cara Menggunakan
Tekan nomor fax yang anda
tuju lalu tunggu sebentar,maka dokumen akan terkirim.
c.Guna Dari Fax
Mengirim dokumen dari
suatu negeri ke negeri lainnya.
5. Pager.
a.Definisi
Pager adalah alat panggil
seperti handphone namun lebih praktis dikarenakan,pager tidak memiliki
fasilitas lainnya selain sms.Pager hanya bisa menerima SMS dan tidak bisa
mengirim SMS.
b. Cara
Menggunakan
Tekan nomor pager yang
anda tuju lalu ketik yang anda ingin katakan pada yang anda kirimkan.
c. Guna
Dari pager
Mengirimkan SMS kepada
orang yang kita tuju dengan cepat dan lebih praktis.
6. Push To Talk
a. Definisi
Alat bicara yang ukuran
tubuhnya lumayan kecil. Pembicara yg memakainya harus bergantian dengan lawan
bicaranya ,misal:si A berbicara lalu berhenti, si B menunggu bunyi *beep
barulah menjawabnya.Kesimpulannya 1 PTT bisa dipakai dengan berbanyak orang
namun orang-orang yang memakainya harus berbicara secara bergantian.
c. Cara
Memakainya
Si A berbicara lalu
berhenti,Lawan bicaranya (si B) menunggu bunyi *beep barulah menjawabnya,begitu
juga dengan si c,d,e,f,dan lainnya.
2.3.Fungsi Dari Media komunikasi
Sean MacBride,
ketua komisi masalah-masalah komunikasi UNESCO (1980) mengemukakan bahwa
komunikasi tidak bisa diartikan sebabagi pertukaran berita dan pesan, tetapi
juga sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai pertukaran data, fakta,
dan ide. Karena itu komunikasi massa dapat berfungsi untuk:
1.
Informasi; yakni kegiatan untuk
mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan pesan, opini dan komentar, sehingga
orang bisa mengetahui keadaan yang terjadi di luar dirinya, apakah itu dalam
lingkungan daerah, nasional atau internasional.
2.
Sosialisasi; yakni menyediakan dan
mengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana orang bersikap sesuai nilai-nilai yang
ada, serta bertindak sebagai anggota masyarakat secara efektif.
3.
Motivasi; yakni mendorong orang untuk
mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang mereka baca, lihat, dengar lewat
media massa.
4.
Bahan diskusi; menyediakan informasi
sebagai bahan diskusi untuk mencapai persetujuan dalam hal perbedaan pendapat
mengenai hal-hal yang menyangkut orang banyak.
5.
Pendidikan; yakni membuka kesempatan
untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan formal di
sekolah maupun untuk di louar sekolah. Juga meningkatkan kualitas penyajian
materi yang baik, menarik, dan mengesan.
6.
Memajukan kebudayaan; media massa
menyebarluaskan hasil-hasil kebudayaan melalui pertukaran program siaran radio
dan televisi, ataukah bahan cetak seperti buku dan penerbitan-penerbitan
lainnya.
7.
Hiburan; media massa telah menyita
banyak waktu luang untuk semua golongan usia dengan difungsikannya sebagai alat
hiburan dalam rumah tangga. Sifat estetika yang dituangkan dalam bentuk lagu,
lirik, dan bunyi maupun gambar dan bahasa, membawa orang pada situasi menikmati
hiburan seperti halnya kebutuhan pokok lainnya.
8.
Integrasi; banyak bangsa di dunia
dewasa ini diguncangkan oleh kepentingan-kepentingan tertentu karena perbedaan
etnis dan ras. Komunikasi seperti satelit dapat dimanfaatkan untuk menjembatani
perbedaan-perbedaan itu dalam memupuk dan memperkokoh persatuan bangsa.
Hamalik (1986)
mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar
dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan keinginan dan
minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media
pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan
proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu.
Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat
membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan
terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.
Levie &
Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media
visual, yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi
kompensatoris. Media pembelajaran, menurut Kemp & Dayton (1985) dapat
memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan,
kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu memotivasi minat
atau tindakan, menyajikan informasi, dan memberi instruksi.
Ada beberapa
manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar
mengajar sebagai berikut:
- Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
- Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
- Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu;
- Objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film, radio, atau model;
- Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau gambar;
- kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, slide, disamping secara verbal;
- Objek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan secara konkret melalui film, gambar, slide, atau simulasi komputer;
- Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan dengan media seperti komputer, film, dan video;
- Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti proses kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan teknik-teknik rekaman seperti time-lapse untuk film, video, slide, atau simulasi komputer.
Media pembelajaran dapat
memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di
lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan
guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karyawisata,
kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.
Yang dimaksud
dengan makna dan manfaat di sini adalah media mempunyai arti tersendiri bagi
guru yang menggunakannya sehingga dapat membantu peserta didik memproses
pesan-pesan pendidikan atau bahan-bahan pembelajaran yang disampaikan. Berarti
media membantu mempertinggi proses belajar yang pada gilirannya dapat
mempertinggi hasil belajar yang sangat disampaikan.
Dalam
perkembangannya, media pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi. Teknologi
yang paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar adalah percetakan atas
dasar prinsip mekanis. Kemudian lahir teknologi audio-visual yang menggabungkan
penemuan mekanis dan elektronis untuk tujuan pembelajaran. Teknologi yang
muncul terakhir adalah teknologi mikroprosesor yang melahirkan pemakaian
komputer dan kegiatan interaktif (Seels & Richey, 1994). Berdasarkan
perkembangan teknologi tersebut, media pembelajaran dapat dikelompokkan ke
dalam empat kelompok, yaitu media hasil teknologi cetak, media hasil teknologi
audi-visual, media hasil teknologi yang berdasarkan komputer, dan media hasil
gabungan teknologi cetak dan komputer.
Media
pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung
dari sudut mana melihatnya. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam
media auditif (media yang hanya dapat didengar), media visual (media yang hanya
dapat dilihat saja), dan media audiovisual (media yang dapat didengar dan
dilihat). Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke dalam
media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak dan media yang mempunyai
daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu. Sedangkan dilihat dari cara atau
teknik pemakaiannya, media dapat dibagai ke dalam media yang diproyeksikan dan
media yang tidak diproyeksikan.
Penggunaan
media ini tidak dilihat atau dinilai dari segi kecanggihan mediannya, tetapi
yang lebih penting adalah fungsi dan peranannya dalam membantu mempertinggi
proses pembelajaran.
2.4.Pengelompokkan Media Informasi
Untuk itu perlu
dicermati daftar kelompok media instruksional menurut Anderson (1976) pada tabel
1 di bawah ini:
Tabel 1. Daftar Kelompok Media Instruksional
KELOMPOK MEDIA
|
MEDIA
INSTRUKSIONAL
|
|
1.
|
Audio
|
|
2.
|
Cetak
|
|
3.
|
Audio – Cetak
|
|
4.
|
Proyek Visual
Diam
|
|
5.
|
Proyek Visual
Diam dengan Audio
|
|
6.
|
Visual Gerak
|
|
7.
|
Visual Gerak
dengan Audio
|
|
8.
|
Benda
|
|
9.
|
Manusia dan
sumber lingkungan
|
|
10.
|
Komputer
|
|
- PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Dari
uraian beberapa bab sebelumnya maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :
Ø
Manusia dalam kehidupannya tidak dapat
dipisahkan dari informasi dan media informasi yang dapat memperbaharui
informasinya.
Ø
Terdapat enam jenis media komunikasi yang pada
jaman sekarang dapat mendukung amnesia untuk melakukan aktivitas.
Ø
Fungsi dari media informasi adalah menunjang
atau memperbaharui informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat.
3.2.Saran
Dari
beberapa kesimpulan diatas penulis mencoba menyarankan, diharapkan kepada semua
penyedia media informasi agar lebih sering memberikan informasi yang aktual
kepada masyarakat agar masyarakat lebih
banyak mendapatkan informasi yang aktual dibandingkan informasi yang bersifat
rekayasa.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar
Arsyad. 2006. Media
Pembelajaran. Cet. I. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hal. 3.
lihat juga Arief S. Sadiman. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2006. hal. 6. Lihat juga Soetomo. Dasar-dasar Interaksi
Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional. 1993. hal. 197.
Wina Sanjaya.
2006. Strategi
Pembelajaran Beorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana. Hal. 161.
Arief S.
Sadiman. Loc. Cit. hal. 6. lihat juga Wina Sanjaya. Loc. Cit. hal. 161-162.
lihat juga A. Chaedar Alwasilah. Politik Bahasa dan Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 1997. hal. 163.
Azhar Arsyad.
Ibid. hal. 4.
Azhar. Op.cit.
hal. 12.
Wina Sanjaya.
Loc. Cit. hal. 160. Arief S. Sadiman. Loc. Cit hal. 11-12.
Hamzah B Uno. Perencanaan Pembelajaran.
Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2006. hal 53. Lihat juga Arief S. Sadiman. Ibid.
Arief S.
Sadiman. Ibid. hal 12.
[10]
Wina Sanjaya. Loc. Cit. hal 163. Lihat juga Arief S. Sadiman. Loc. Cit. hal. 8.
Lihat juga S. Nasution. Didaktik: Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. 2004.
hal. 100-102. Lihat juga Nana Sudjana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru Algensindo. 2005. hal. 106-110. lihat juga Soetomo. Loc.
Cit. hal. 200-201.
Ibid. hal. 57.
Azhar. Op.cit.
hal 15.
Ibid. hal. 16-19.
Ibid. hal. 25-27. Lihat juga
Arief S. Sadiman. Loc. Cit. hal. 17-18. lihat juga Soetomo. Loc. Cit. hal.
202-203. lihat juga Wina Sanjaya, Loc. Cit. hal. 169.
Azhar, op.cit. hal 29.
Wina Sanjaya. Loc. Cit. hal.
170-171. Lihat juga Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT. Rineka Cipta. 1997. hal. 140-142.
Arief S. Sadiman. Loc. Cit. hal
95. Lihat juga A. Tresna Sastrawijaya. Pengembangan Program Pengajaran. Jakarta: PT.
Rineka Cipta. 1991. hal. 102.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar