I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tumbuhan
sering di salah artikan sebagai tanaman, padahal tumbuhan merupakan sejenis
tanaman yang tak dibudidayakan sedangkan tanaman adalah sejenis tumbuhan yang
dibudidayakan oleh petani.
Dunia tumbuhan selalu mengalami proses perubahan,
perkembangan dan penyebaran. Perubahan, perkembangan dan penyebaran tumbuhan di
muka bumi ini “seirama” dengan perubahan dan perkembangan faktor intern dan
ekstern. Faktor-faktor biologik sebagai faktor dalam (intern) meliputi
perkawinan silang, mutasi, dan modifikasi genetika dari tumbuhan tersebut
Faktor geografik sebagai faktor loaf (ekstern) meliputi perubahan iklim, tanah,
aktivitas vulkan, dan kerak bumi. Secara garis besar penyebaran tumbuhan di
muka bumi ini dapat digolongkan menjadi 8 kelompok yaitu berdaun lebar hijau
sepanjang tahun, berdaun lebar disertai masa gugur daun, berdaun jarum hijau
sepanjang tahun, rerumputan, bangsa lumut, campuran tumbuhan berdaun lebar dan
jarum hijau sepanjang tahun, berdaun jarum mengalami musim gugur, dan campuran
tumbuhan berdaun lebar hijau sepanjang tahun dan masa gugur daun.
Wilayah Indonesia merupakan negara yang kaya akan
keanekaragaman sumber daya hati baik yang terdapat di darat, laut maupun udara.
Keanekaragaman flora dan fauna tersebut mendorong pada peneliti dan pecinta
alam datang ke Indonesia untuk meneliti flora dan fauna.
1.2. Tujuan Dan Manfaat Praktikum
Tujuan
dari praktikum ini adalah untuk mengetahui penyebaran berbagai jenis tanaman
yang terdapat di daerah daratan maupun di daerah pesisir pantai. Dan manfaat
praktikum ini adalah diharapkan menjadi sebuah studi refensi bagi para pembaca
dan para peneliti-peneliti selanjutnya.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Penyebaran Tumbuhan dan Daerah
Persebarannya
Dunia tumbuhan selalu mengalami proses perubahan,
perkembangan dan penyebaran. Perubahan, perkembangan dan penyebaran tumbuhan di
muka bumi ini “seirama” dengan perubahan dan perkembangan faktor intern dan
ekstern. Faktor-faktor biologik sebagai faktor dalam (intern) meliputi
perkawinan silang, mutasi, dan modifikasi genetika dari tumbuhan tersebut
Faktor geografik sebagai faktor loaf (ekstern) meliputi perubahan iklim, tanah,
aktivitas vulkan, dan kerak bumi. Secara garis besar penyebaran tumbuhan di
muka bumi ini dapat digolongkan menjadi 8 kelompok yaitu berdaun lebar hijau
sepanjang tahun, berdaun lebar disertai masa gugur daun, berdaun jarum hijau
sepanjang tahun, rerumputan, bangsa lumut, campuran tumbuhan berdaun lebar dan
jarum hijau sepanjang tahun, berdaun jarum mengalami musim gugur, dan campuran
tumbuhan berdaun lebar hijau sepanjang tahun dan masa gugur daun.
Flora di Indonesia sangatlah banyak. Hal ini
pasti dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mendukung persebaran tersebut.
Diantaranya adalah tinggi rendah dari permukaan laut, jenis tanah, jenis hutan,
iklim, pengaruh manusia, keadaan air dan lain-lain. Berikut ini adalah
pembagian wilayah persebaran flora di Indonesia :
Flora daerah Indonesia bagian barat memiliki banyak kesamaan
dengan Benua Asia, karena daerah ini pernah bersatu dengan daratan Asia,
sehingga disebut sebagai flora asiatis. Flora Indonesia bagian barat
terdiri dari :
1.
Hutan hujan tropik yang ditandai oleh rimba belantara dengan
tumbuhan yang beraneka ragam. Hutan hujan tropik yang masih lengkap memiliki
ciri – ciri berdaun lebar, pohon tinggi besar, belukar – belukar tropik, serta
cendawan. Wilayah ini terdapat di Sumatra, Jawa dan Kalimantan.
2.
Hutan musim yang merupakan daerah yang ditumbuhi flora yang
menggugurkan daunnya di musim kemarau. Wilayah ini terdapat di wilayah utara
Jawa.
3.
Hutan bakau yang merupakan daerah yang terdiri dari flora
khas pantai, seperti rumbia, nipah dan bakau.
4.
Sabana tropik yang merupakan padang rumput yang
diselingi pohon tegakan tinggi. Sabana tropik ini dapat ditemui di Gayo,
wilayah timur Jawa Timur, dan Bali.
Wilayah ini memiliki berbagai jenis vegetasi, antara lain :
1.
Sabana tropik yang berada di Nusa Tenggara Barat.
2.
Steppa yang merupakan padang rumput yang diselingi pohon
tegakan tinggi. Steppa banyak terdapat di Nusa Tenggara Timur.
3.
Hutan bakau yang terdiri dari nipah dan bakau.
4.
Hutan pegunungan yang terdiri dari cemara dan pinus.
Wilayah ini memiliki berbagai flora yang disebut sebagai flora
Asustralis, karena kesamaan flora antara wilayah Indonesia bagian timur
dengan Australia. Kesamaan tersebut karena daratan ini pernah bersatu dengan
daratan Australia. Flora bagian timur ini banyak terdapat di Papua. Jenis
vegetasinya adalah hutan hujan tropik, hutan pegunungan, dll
Persebaran flora di Indonesia terbentuk karena adanya
peristiwa geologis yang terjadi pada jutaan tahun yang lalu, yaitu pada masa
pencairan es (zaman glasial). Pada saat itu terjadi pencairan es secara
besar-besaran yang menyebabkan naiknya permukaan air laut di bumi, hal ini
menyebabkan beberapa wilayah yang dangkal kemudian menjadi tenggelam oleh air
laut dan membentuk wilayah perairan yang baru.
Beberapa wilayah perairan baru di sekitar Indonesia yang terbentuk
pada masa berakhirnya zaman glasial itu adalah Laut Jawa yang terdapat di
daerah Dangkalan Sunda dan Laut Arafuru yang terdapat di daerah Dangkalan
Sahul. Terbentuknya perairan baru di daerah dangkalan tersebut menyebakan flora
yang semula dapat dengan bebas bermigrasi akhirnya terhambat oleh perubahan
kondisi geologis.
Jenis tumbuhan yang tersebar di wilayah Indonesia meliputi
hutan tropis, hutan musim, hutan pegunungan, hutan bakau dan sabana
tropis. Persebaran flora di wilayah Indonesia itu sendiri terbagi ke dalam 4
kelompok besar wilayah flora Indonesia, yaitu :
1.
Wilayah Flora Sumatra-Kalimantan
Tersebar di pulau Sumatra dan Kalimantan serta pulau-pulau
kecil di sekitarnya (Nias, Enggano, Bangka, Belitung, Kep. Riau, Natuna, Batam,
Buton dll). Contoh flora khas yang tumbuh adalah Bunga Bangkai (Raflesia
Arnoldi)
2.
Wilayah Flora Jawa-bali
Tersebar di pulau Jawa, Madura, Bali dan kepulauan-kepulauan
kecil disekitarnya (Kepulauan Seribu, Kep. Karimunjawa). Contoh flora khas yang
tumbuh adalah pohon Burohal (Kepel)
3.
Wilayah Flora Kepulauan Wallacea
Tersebar di pulau Sulawesi, Timor, Kepulauan Maluku dan Nusa
Tenggara. Contoh flora yang tumbuh adalah pohon Sagu
4.
Wilayah Flora Papua
Meliputi wilayah pulau Papua dan pulau-pulau kecil di
sekitarnya. Contoh Flora Khas tumbuh adalah Eucalyptus, sama dengan jenis
tumbuhan yang tumbuh di daerah Queensland Australia Utara.
Apabila dilihat melalui ruang lingkup dunia maka persebaran
tumbuhan dibagi menjadi beberapa wilayah penyebaran, yaitu:
1.
Wilayah Ethiopian
Wilayah persebarannya meliputi benua Afrika, dari sebelah
Selatan Gurun Sahara, Madagaskar dan Selatan Saudi Arabia. Tumbuhan yang khas
dari daerah ini meliputi kaktus.
2.
Wilayah Paleartik
Wilayah persebarannya sangat luas meliputi hampir seluruh
benua Eropa, Uni Sovyet, daerah dekat Kutub Utara sampai Pegunungan Himalaya,
Kepulauan Inggris di Eropa Barat sampai Jepang, Selat Bering di pantai Pasifik,
dan benua Afrika paling Utara. Kondisi lingkungan wilayah ini bervariasi, baik
perbedaan suhu, curah hujan maupun kondisi permukaan tanahnya, menyebabkan
jenis floranya juga bervariasi, seperti bunga sakura dari Jepang.
3.
Wilayah Nearktik
Wilayah persebarannya meliputi kawasan Amerika Serikat,
Amerika Utara dekat Kutub Utara, dan Greenland. Flora yang yang khas meliputi
tumbuhan pada daerah-daerah dingin seperti cemara yang biasa tumbuh di daerah
bersalju.
4.
Wilayah Neotropikal
Wilayah persebarannya meliputi Amerika Tengah, Amerika
.Selatan, dan sebagian besar Meksiko. Iklim di wilayah ini sebagian besar
beriklim tropik dan bagian Selatan beriklim sedang. Misalnya: Pohon eboni.
5.
Wilayah Oriental
Untuk daerah oriental, daerah penyebaran biotiknya meliputi
daerah Asia bagian selatan pegunungan Himalaya, India, Sri Langka, Semenanjung
Melayu, Sumatera, Jawa, Kalirnantan, Sulawesi, dan Filipina. Flora yang ada
misalnya: Bunga Bangkai
6.
Wilayah Australian
Wilayah ini mencakup kawasan Australia, Selandia Baru,
Irian, Maluku, pulau-pulau di sekitarnya, dan kepulauan di Samudera Pasifik.
Contohnyan adalah: Eukaliptus.
2.2. Pola Penyebaran Tumbuhan
Penyebaran atau distribusi tumbuhan dalam suatu populasi
bisa bermacam-macam, pada umumnya memperlihatkan tiga pola penyebaran, yaitu
- Penyebaran secara acak , jarang terdapat di alam. Penyebaran ini biasanya terjadi apabila faktor lingkungan sangat beragam untuk seluruh daerah dimana populasi berada, selain itu tidak ada sifat-sifat untuk berkelompok dari organisme tersebut. Dalam tumbuhan ada bentuk-bentuk organ tertentu yang menunjang untuk terjadinya pengelompkan tumbuhan.
2. Penyebaran secara merata, umumnya
terdapat pada tumbuhan. Penyebaran semacam ini terjadi apabila ada persaingan
yang kuat antara individu-individu dalam populasi tersebut. Pada tumbuhan
misalnya persaingan untuk mendapatkan nutrisi dan ruang.
Gambar 2. pola penyebaran merata
- Penyebaran secara berkelompok, adalah yang paling umum di alam, terutama untuk hewan. Pengelompokan ini disebabkan oleh berbagai hal:
- Respon dari organisme terhadap perbedaan habitat secara lokal
- Respon dari organisme terhadap perubahan cuaca musiman akibat dari cara atau proses reproduksi atau regenerasi.
III.
METODODOLOGI
PRAKTIKUM
3.1. Tempat Dan Waktu
Praktikum ini
dilaksanakan di beberapa tempat di daerah Ternate Selatan meliputi kawasan
pantai Kel. Sasa, Kel. Jambula, kawasan pantai Kel. Kastela dimana waktu
pelaksanaannya pada hari minggu tanggal 24 september 2010 yang di mulai pada
pukul 09.00-11.30 (pagi).
3.2. Alat Dan Bahan
Alat
yang digunakan pada praktikum ini yaitu :
-
Alat tulis menulis
-
Kamera digital
-
Mistar
-
Kuadran
Bahan
yang digunakan dalam praktikum ini adalah
-
Tumbuh-tumbuhan
3.3. Metode Praktikum
Metode
yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode survey bebas. Untuk parameter
yang diamati menggunakan metode sebagaimana tertera pada table berikut :
No
|
Jenis Praktikum
|
Metode
|
1
|
Tumbuhan liar
|
Pengamatan langsung
|
2
|
Tanaman Budidaya
|
Pengamatan langsung
|
3.4. Pelaksanaan Praktikum
Memilih
lokasi praktikum sebagai tempat pengambilan sampel dimana tempat tersebut adalah tempat yang
banyak terdapat banyak jenis tumbuhan (tanaman liar dan tanaman budidaya).
Untuk pengamatan 1 pelaksanaan praktikum hanya meliputi peninjauan lokasi
pesisir pantai dan melakukan dokumentasi pada pohon-pohon yang terdapat pada
daerah pesisir pantai. Kemudian pada
pengamatan 2 dibuatkan sebuah kuadran yang berukuran 1x1 untuk pengamatan
jenis-jenis tumbuhan liar. Dan pada
pengamatan 3 hanya melakukan observasi dan dokumentasi pada tumbuhan budidaya
dan kemudian selanjutnya tumbuhan yang diamati diambil masing-masing sampel
untuk di ketahui nama latinnya. Setelah pengambilan sampel hasil yang didapat
dilapangan dicatat dan dibuatkan laporan.
3.5. Teknik Analisa Data
Teknik
analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data deskriptif di mana
setiap objek yang diamati semuanya dianalisis
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.1.1. Pengamatan Pohon Bakau di Daerah Pesisir
Pantai Kel. Sasa
Data pengamatan pohon bakau di daerah pesisir pantai Kel.
Sasa.
Jumlah Pohon
|
Keadaan Pohon
|
Jenis Pohon
|
Kondisi Daerah
|
Empat Pohon
|
Buruk
|
Bakau Rhizophora
sp
|
Buruk
|
4.1.2. Pengamatan Tumbuhan Liar di Daerah Dataran
Rendah Kel. Jambula
Data pengamatan tumbuhan
liar di daerah dataran rendah Kel. Jambula
Jumlah
Pohon
|
Keadaan
Pohon
|
Jenis
Pohon
|
Kondisi Daerah
|
Delapan jenis
|
Baik
|
-
|
Buruk
|
4.1.3. Pengamatan Tanaman Tahunan Di Daerah Kawasan
Rawa Kel. Kastela
Data pengamatan tanaman tahunan kawasan rawa Kel.
Kastela
Jumlah
Pohon
|
Keadan
Pohon
|
Jenis
Pohon
|
Kondisi Daerah
|
Banyak
|
Baik
|
Tahunan
|
Buruk
|
4.1.4. Pengamatan Tanaman Bakau Di daerah Pesisir
Pantai di Kel. Kastela
Data Pengamatan Tanaman Bakau Di daerah Pesisir Pantai
di Kel. Kastela
Jumlah
Pohon
|
Keadan
Pohon
|
Jenis
Pohon
|
Kondisi Daerah
|
Tiga Pohon
|
Baik
|
Bakau
Rhizophora
sp
|
Buruk
|
4.2. Pembahasan
4.2.1. Pengamatan Pohon Bakau di Daerah Pesisir
Pantai Kel. Sasa
Dari data yang terdapat dilapangan
hasil observasi terdapat beberapa pohon bakau yang terdapat di daerah pesisir
pantai Kel. Sasa yang kelihatannya sudah tak terrawat lagi oleh warga setempat
padahal potensi dari pohon bakau sangat penting dimana bias menjadi sebuah
penahan atau tameng di pesisir pantai jika sewaktu-waktu terjadinya degradasi
pantai yang mengakibatkan rusaknya ekosistem di sekitar pinggiran pantai, untuk
jenis bakau yang teramati di lapangan adalah jenis Bakau Rhizophora
sp. Dan kondisi lingkungan sekitar pohon bakau sangat jelek dimana
terlihat banyak sekali sampah yang berhamburan di sekitar pantai. Untuk jumlah
pohon yang terlihat dalam observasi ini, pohon bakau hampir musnah disekitar
pesisir pantai karena jumlahnya sudah bias dihitung dengan jemari tangan, pohon
bakau yang terdapat didaerah pesisir pantai tinggal empat pohon.
4.2.2. Pengamatan Tumbuhan Liar di Daerah Dataran
Rendah Kel. Jambula
Pengamatan tumbuhan liar
di daerah dataran rendah Kel. Jambula diamati hanya sebatas 1x1 (kuadran).
Dimana tumbuhan yang diamati hanyalah sebatas tumbuhan liar seperti gulma dan
sejenisnya. Dalam observasi yang dilakukan di kawasan dataran rendah Kel.
Jambula terdapat dua kali observasi namun pada satu kawasan yang sama namun
pada titik yang berbeda.
Untuk pengmatan dititik
pertama terdapat beberapa jenis tanaman yang bebeda dan adapun tanaman yang
dominan diantara beberapa jenis tanamn tersebut. Untuk tanaman yang spesifik
adalah alang-alang dan untuk tanaman yang dominan di titik pertama ini adalah
tanaman bunga biru dan untuk kondisi daerah dikawasan pengamatan tersebut
sangat baik karena di kawasa tersebut sangat bagus untuk pengembangan
pertanian.
Untuk pengamatan di
titik kedua terdapat bebrapa jenis tanaman yang berbeda pula dan adapun tanaman
yang dominan pada titik kedua ini tanaman tersebut jika dalam bahasa
(pasar-daerah Maluku utara) disebut tusuk konde tanaman ini ternasuk dalam
kelas gulma karena dia merupakan penggangu bagi tanaman yang lain.
4.2.3. Pengamatan Tanaman Tahunan Di Daerah
Kawasan Rawa Kel. Kastela
Pengamatan Tanaman
Tahunan Di Daerah Kawasan Rawa Kel. Kastela
dari data yang terdapat didaerah dekat kawasan pesisir pantai terdapat
bebrapa jenis tanaman yang di budidayakan dan yang tumbuh secara alami.
Untuk tanaman yang
dibudidayakan diantarnya adalah tanaman kelapa, durian coklat, rambutan
cengkeh, dan nangka.
Untuk tanaman yang
tumbuh secara alami adalah tanaman sagu yang terdapat disekitar rawa. Kondisi
kawasan yang diamati merupakan kondisi yang jelek dimana tanaman yang tumbuh
tidak diberikan perlakuan khusus untuk hasil yang lebih baik
Dalam pengamatan ini
diamati juga tutupan lahan untuk lahan yang diamati merupakan lahan petani
setempat. Untuk batas-batas lahan yang diamati
-
Sebelah barat sejauh 50 M di dominasi tanaman
pohon sagu dan yang spesifik adalah tanaman kelapa.
-
Sebelah timur sejauh 50 M di dominasi dengan
tanaman coklat dan yang spesifik adalah tanaman cengkeh
-
Sebelah selatan sejauh 50 M di dominasi dengan
tanaman kelapa dan yang spesifik adalah tanaman rambutan
-
Sebelah utara sejauh 50 M di dominasi dengan
tanaman pala dan yang spesifik adalah tanaman cengkeh
4.2.4. Pengamatan Tanaman Bakau Di daerah Pesisir
Pantai di Kel. Kastela
Pengamatan tanaman bakau
didaerah pesisir pantai Kel. Kastela untuk tanaman yang diamati adalah tanaman
bakau Rhizophora sp. Untuk keadaan di
daerah kawasan pesisir pantai sudah mulia terjadi degradasi di seitar kawasn
pantai. Tanaman bakau yang diamati di kawasan tersebut sudah hamper musnah juga
maka dari itu perlunya pelestarian agar kawasan daerah pesisir pantai dapat
terjaga kondisi lingkungannya.
V.
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari pembahasan beberapa
bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Ø
Tidak terjadinya keseimbangan antara satu makluk
hidup dengan yang lainnya.
Ø
Pola penyebaran tanaman yang telihat di waktu
observasi sangat beragam dari pengamatan 1 (satu) sampai pengamatan 4 (empat).
Ø
Perlunya pelestarian kawasn pantai dengan
menanam pohon bakau agar tidak terjadi degradasi pantai yang mengakibatkan
tenggelamnya pulau kecil.
5.2. Saran
Dari kesimpulan
diatas maka perlu disarankan :
Diharapkan
kepada semua lapisan masyarakat maupun para peneliti yang akan melakukan
penelitian sebaiknya lebih memperhatikan factor-faktor alam seperti iklim dan
lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
McNaughton, S.J. dan Larry
L. 1998. Ekologi Umum. Gajah Mada University. Jogjakarta
Syafe’i, E. S. 1990. Pengantar
Ekologi Tumbuhan. ITB. Bandung
Somarwoto, O. 2001.
Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Djambatan.
Anwar, J., S.J. Damanik, N. Hisyam, dan A. Whitten. 1984. Ekologi
Ekosistem Sumatra. Gadjah Mada Univ. Press. Yogyakarta.
Noor, Y.R., M. Khazali, dan I.N.N. Suryadiputra. 1999. Panduan
Pengenalan Mangrove di Indonesia. PKA/WI-IP. Bogor.
Tomlinson, P. B., 1986: The Botany of Mangroves,
Cambridge University Press.
LAMPIRAN I
DAFTAR NAMA-NAMA KELOMPOK
1. SARIF ROBO ( 041 509 014 )
2. MUHAMMAD SANI ( 041 509 008 )
3. IRWAN ( 041 509 003 )
4. AFANDI A. HAMZAH WALI ( 041 508 002 )
5. MIQDAD (
041 508 014 )
6. SADIK ABDULLAH ( 041 508 026 )
7. ZULRIAD M. ALI ( 041 508 035 )
8. SYUKUR UMATERNATE ( 041 508 037 )
9. ISKAR S. USMAN ( 041 509 004 )
10. RUSANI
SYAWAL (
041 509 012 )
11. SAFRUDIN YUSUF ( 041 509 013 )
12. TEGUH RIYONO ( 041 509 015 )
LAMPIRAN II
Gambar 1. Pengamatan
Penyebaran Gulma Gambar 3. Pengamatan
Tanaman Tahunan
Gambar
2. Pengamatan Penyebaran Gulma Gambar
4. Pengamatan Tanaman Tahunan
Gambar 5. Pengamatan Ekosistem Pantai Gambar 5. Pengamatan Ekosistem Pantai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar